.
BEKASI ~ Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sumurbatu di Kota Bekasi telah beroperasi sejak tahun 2001 dan menjadi salah satu titik krusial dalam pengelolaan sampah di kota tersebut. Namun, pengelolaan sampah di TPA ini masih menghadapi beberapa masalah yang perlu segera diatasi.
*Kondisi Infrastruktur yang Buruk*
Nasir, warga yang tinggal berdampingan dengan TPA Sumurbatu dan juga menjabat sebagai kepala keamanan di TPA, mengungkapkan bahwa saya mengklarifikasi terkait sempat viral di berbagai medi, memang benar adanya kondisi infrastruktur di sekitar TPA sangat tidak mumpuni dan bahkan sangat tidak layak. "Jalan di dalam area TPA berlumpur dan sulit dilalui kendaraan, tembok pembatas banyak yang sudah ambruk. Bahkan jalan dua lajur menuju lokasi pembuangan kini hanya bisa digunakan satu lajur karena kubangan air dan jalan rusak," ujarnya.
*Kerusakan Alat Berat*
Hasan Gito, kepala divisi alat berat TPA Sumurbatu, menambahkan bahwa banyak alat berat yang mengalami kerusakan dan sudah dilaporkan ke dinas, namun lambat untuk direspon. "Alat berat yang rusak sudah kita laporkan ke dinas, namun lambat untuk meresponnya. Bagaimana kerja bisa maksimal jika seperti itu," ujarnya.
*Dampak Lingkungan*
Keberadaan TPA Sumurbatu berdampak besar terhadap masyarakat sekitar, termasuk bau tak sedap, isu kesehatan, dan terganggunya sumber mata air warga. Suryono, Ketua Kelompok Kerja (POKJA-red) Wartawan Bantargebang, mendesak Pemerintah Kota Bekasi untuk memperhatikan kondisi fasilitas TPA dan melakukan perbaikan secepatnya.
*Desakan untuk Perbaikan*
Pria tampan yang akrab disapa "Ketua Aink" menekankan bahwa keberlanjutan pengelolaan yang baik menjadi keharusan untuk meminimalisir dampak negatif bagi lingkungan dan masyarakat. "Keberadaan TPA Sumurbatu berdampak besar terhadap masyarakat sekelilingnya. Mulai dari bau tak sedap, isu kesehatan, hingga terganggunya sumber mata air warga. Harus ada langkah cepat untuk perbaikan," Tutur Suryono kepada awak media, Kamis (5/06/2025).
*Harapan Warga*
Nasir berharap pemerintah segera melakukan pembenahan infrastruktur di sekitar TPA demi kelancaran operasional dan kenyamanan warga sekitar. "Yang saya sampaikan itu murni keluhan sebagai warga yang merasakan langsung dampaknya sejak TPA beroperasi tahun 2001. Tidak ada unsur rekayasa atau kepentingan pihak manapun. Dan kami (warga-red) berharap perhatian yang super ekstra untuk warga sekitar TPA yang terdampak agar diberikan oleh Pemerintah Kota Bekasi," jelasnya.
*Tantangan Pengelolaan Sampah*
TPA Sumurbatu menjadi salah satu contoh tantangan pengelolaan sampah di Kota Bekasi. Dengan tingginya volume sampah yang masuk setiap harinya, keberlanjutan pengelolaan yang baik menjadi keharusan untuk meminimalisir dampak negatif bagi lingkungan dan masyarakat.
*Peran Pemerintah*
Pemerintah Kota Bekasi perlu memperhatikan kondisi fasilitas TPA dan melakukan perbaikan secepatnya. Dengan demikian, pengelolaan sampah di TPA Sumurbatu dapat berjalan dengan lancar dan meminimalisir dampak negatif bagi lingkungan dan masyarakat.
*Kesadaran Masyarakat*
Masyarakat sekitar TPA Sumurbatu juga perlu meningkatkan kesadaran tentang pentingnya pengelolaan sampah yang baik. Dengan demikian, mereka dapat berperan aktif dalam meminimalisir dampak negatif dari keberadaan TPA.
Pemerintah Kota Bekasi perlu melakukan langkah cepat untuk perbaikan TPA Sumurbatu. Dengan demikian, pengelolaan sampah di TPA dapat berjalan dengan lancar dan meminimalisir dampak negatif bagi lingkungan dan masyarakat.
*Masa Depan TPA Sumurbatu*
Masa depan TPA Sumurbatu tergantung pada kemampuan pemerintah dan masyarakat untuk bekerja sama dalam meminimalisir dampak negatif dari keberadaan TPA. Dengan demikian, TPA Sumurbatu dapat menjadi contoh pengelolaan sampah yang baik dan meminimalisir dampak negatif bagi lingkungan dan masyarakat.
(CP/red)