Notification

×

Istri yang Marah-marah dan Membantah Suami dalam Islam: Penjelasan Lengkap Beserta Dalil

Kamis, 20 November 2025 | November 20, 2025 WIB Last Updated 2025-11-20T13:01:43Z

 


Dalam ajaran Islam, rumah tangga dibangun atas dasar kasih sayang, saling menghormati, serta kerja sama antara suami dan istri. Karena itu, persoalan istri yang marah-marah, membantah, atau membangkang tidak boleh dilihat sepihak, melainkan harus dipahami dengan adil dan sesuai syariat.


1. Apakah Istri yang Membantah Suami Termasuk Dosa?


Islam tidak langsung menyebut bahwa perempuan yang marah atau membantah termasuk pelaku dosa besar. Namun, jika seorang istri sengaja membangkang kepada suami dalam hal-hal yang baik dan sesuai syariat, maka perbuatan itu dapat termasuk dalam kategori nushūz (kedurhakaan).


Allah berfirman:


> “Wanita-wanita yang kamu khawatirkan melakukan nusyuz, maka nasihatilah mereka…”

(QS. An-Nisa: 34)

Nusyuz bermakna: sikap membangkang, merendahkan suami, menolak kewajiban sebagai istri, atau melakukan perbuatan yang melampaui batas tanpa alasan yang dibenarkan agama.


Namun penting dicatat:


Jika istri marah karena suami:


bersikap kasar,


tidak adil,


tidak menafkahi,


berkata menyakitkan,


melakukan hal-hal yang melanggar syariat,

maka kemarahannya bukan dosa dan bukan nusyuz. Ia berhak menegur dan menyampaikan keberatan.


2. Suami Juga Bisa Berdosa Bila Tidak Memenuhi Hak Istri


Islam menempatkan suami dan istri secara adil. Suami memiliki hak, tetapi juga kewajiban yang harus ditunaikan.


Rasulullah SAW bersabda:


> “Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik terhadap istrinya.”

(HR. Tirmidzi)

Dan dalam Al-Qur’an, Allah memerintahkan:


> “Bergaullah dengan mereka (istri) dengan cara yang baik.”

(QS. An-Nisa: 19)

Artinya, suami tidak boleh semena-mena, tidak boleh melukai hati istri, dan tidak boleh memperlakukan istri seperti bawahan, melainkan sebagai partner hidup.


3. Kenapa Istri Bisa Marah? Islam Memandang Sebabnya


Rasa marah adalah emosi manusiawi. Islam mengajarkan untuk melihat penyebab sebelum menyalahkan:


Apakah suami sedang keras dalam ucapan?


Apakah istri sedang lelah, stres, atau menanggung beban?


Apakah komunikasi kurang baik?


Apakah ada tekanan dalam keluarga?

Rasulullah SAW bersabda:

> “Seorang mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya dan yang paling lembut terhadap istrinya.”

(HR. Tirmidzi)

Hadis ini menekankan bahwa kelembutan adalah kunci meredakan konflik.


4. Sikap Istri yang Merendahkan Suami Adalah Dosa


Istri yang:


merendahkan suami tanpa alasan,


menghina,


mencaci,


tidak menghormati suami dalam urusan kebaikan,



maka ia melanggar ajaran Islam.


Nabi Muhammad SAW bersabda:


> “Tidak halal bagi seorang perempuan yang beriman kepada Allah untuk berpuasa (sunnah) sementara suaminya hadir, melainkan dengan izinnya.”

(HR. Bukhari dan Muslim)

Hadis ini menunjukkan bahwa ketaatan kepada suami dalam hal yang baik adalah kewajiban syar’i.


Ada pula hadis:


> “Seandainya aku boleh memerintahkan seseorang untuk sujud kepada orang lain, niscaya aku perintahkan seorang istri bersujud kepada suaminya karena besarnya hak suami atasnya.”

(HR. Tirmidzi)

Hadis ini menekankan betapa besar hak suami, bukan untuk merendahkan istri, tetapi untuk menjaga keharmonisan.


5. Cara Menyelesaikan Konflik Menurut Islam


Islam mengajarkan langkah-langkah berikut:


1) Nasihat yang lembut


Allah menjelaskan dalam QS. An-Nisa: 34 agar suami menasihati istri dengan cara yang baik.


2) Komunikasi tanpa emosi


Pilih waktu ketika sama-sama tenang.


3) Musyawarah keluarga (ḥakam)


Jika masalah terus berulang, mintalah penengah dari kedua belah pihak (QS. An-Nisa:35).


4) Saling introspeksi


Suami memperbaiki kelembutan dan perhatian; istri memperbaiki hormat dan ketaatan dalam hal-hal yang dibenarkan agama.

(Red)
×
Berita Terbaru Update