BEKASI ~ Para Budayawan Bekasi Raya (Kota dan Kabupaten) duduk bareng berdiskusi di kegiatan Orasi Kebudayaan bertajuk "Bekasi Raya: Kota Lama Seribu Kali". Kegiatan tersebut diselenggarakan oleh Komunitas Anak Bangsa (Komunika) didukung Sahabat Satoe dan Kopi Ulla di Kopi Ulla, Bekasi Timur, pada Sabtu (14/06/2025).
Dalam keterangan persnya, Mahanizar Djohan selaku pembicara atau narasumber mengatakan, "Bekasi Raya, sebuah wilayah di tanah Jawa, menyimpan sejarah panjang dan kaya, " Ungkap Mahanizar Djohan.
Mahanizar Djohan, Arkeolog dan Tim Ahli Cagar Budaya Kota Bekasi, baru-baru ini membagikan temuan menarik tentang peradaban kuno di Bekasi Raya dalam Orasi Kebudayaan "Bekasi Raya: Kota Lama Seribu Kali" di Kopi Ulla.
*Situs Buni merupakan situs peradaban tertua di Bekasi*
Situs Buni, yang terletak di Buni dan Batu Jaya, merupakan situs peradaban tertua dibekasi .Di sini, ditemukan berbagai gerabah buatan Bengkel Kerja Buni yang tersebar hingga ke daerah lain pada zaman kebudayaan Pra Sejarah 400 SM hingga Abad ke-1 Masehi. Terang Mahanizar Djohan kepada awak media.
Di sepanjang sungai Citarum, khususnya di sekitar Cabangbungin, ditemukan Menhir yang menandakan wilayah peradaban sebelum Hindu-Buddha ada di muka bumi ini. Jelas Mahanizar Djohan.
*Kemajuan Teknologi dan Pengetahuan Masyarakat Buni*
Masyarakat Buni telah menunjukkan kemajuan teknologi dan pengetahuan yang luar biasa. Beberapa di antaranya adalah:
- *Peralatan Masak*: Ditemukan peralatan masak yang menunjukkan kemampuan masyarakat Buni dalam menciptakan alat-alat sehari-hari.
- *Alat Cetak*: Sudah ada alat cetak yang ditemukan di Buni, menunjukkan kemampuan masyarakat Buni dalam mengembangkan teknologi.
- *Tradisi Gerabah*: Terdapat tiga kelompok tradisi gerabah, yaitu Tradisi Talumpang di Sulawesi, Tradisi Gerabah Bali, dan Tradisi Gerabah Buni.
- *Kemampuan Membuat Kapal*: Masyarakat Buni telah mampu membuat kapal yang kuat untuk pergi ke India.
- *Ilmu Perbintangan dan Penanaman*: Masyarakat Buni juga telah menguasai ilmu perbintangan dan penanaman.
Dalam kesempatan yang sama, Bang Oman selaku penyelenggara (Komunika-red) menambahkan, "Pemerintah, baik Pemerintah Kota Bekasi, Pemerintah Kabupaten Bekasi, Pemerintah Provinsi Jawa Barat, maupun Pemerintah Pusat Republik Indonesia perlu kembali peduli dengan keadaan ini dan ada kemauan besar untuk menyelamatkan Situs Buni sebagai bukti-bukti sejarah masa lalu untuk bahan pembelajaran bagi generasi masa kini dan generasi mendatang".
Diperlukan kesadaran dan partisipasi masyarakat untuk melestarikan Situs Buni dan sejarah peradaban kuno di Bekasi Raya. Dengan demikian, warisan budaya ini dapat terus hidup dan menjadi sumber pengetahuan bagi generasi mendatang. Pungkas Bang Oman.
Acara ini dihadiri oleh Dr. Andi Sopandi, Dr. Abdul Khoir, Dosen Universitas Islam 45 (Unisma) Bekasi, Rafiq Hafiludin Sadeli, Budayawan Kabupaten Bekasi, Bang Djiung, Budayawan Kota Bekasi sekaligus Praktisi Golok Terbang Bekasi, dan beberapa aktifis budaya Bekasi Raya.
(CP/red)